Bagaimana jika suatu hari dalam hidup anda, anda tidak merasakan hal itu lagi? Atau bilapun anda merasa hal itu benar-benar ada, anda meragukannya, menganggapnya hanya sebagai khayalan dari para penulis fiksi romantis atau sebuah film televisi dengan skenario payah. Mereka para bajingan menulis cerita sederhana mengenai cinta yang membuat orang-orang dalam cerita omong kosong itu hidup bahagia selamanya atau sama sekali menderita.
Tapi coba lihatlah orang tua anda. Ketika saya melihat orang tua saya, saya mengerti perbedaan antara dunia nyata dan fiksi. Mereka terlihat begitu kekanak-kanakan saat bertengkar dan lalu berdamai dan bertengkar lalu berdamai lagi, walaupun pernah dalam benak mereka hampir masuk dalam kondisi konyol (dimana mereka "katanya" mau cerai) di masa lalu yang membuat saya selalu tertawa ketika mengingatnya atau sekedar bertanya-tanya bagaimana jika hal itu benar terjadi, tapi syukurlah mereka bisa bertahan. Entah karena "CINTA" atau hanya tidak tau harus berbuat apalagi.
Saya membayangkan orang-orang yang begitu romantis saat pacaran. Mengupload photo kebersamaan mereka di sosial media, membuat kata-kata bodoh mengenai perasaan mereka. Suatu waktu dalam hidup mereka, mereka menikah dan mungkin mengetahui kebenaran dari pasangan mereka yang mereka tidak pernah tau sebelumnya, kebenaran yang jelek. Hal-hal romantis itu hanyalah ilusi, kata-kata manis hanya sebuah omong kosong remaja. Apakah mereka bisa bertahan? Generasi kita adalah generasi yang terlena pada sesuatu yang baru ditemukan di abad 20 bernama "Karir", mengejar rasa hormat begitu besar selayaknya mendapatkan posisi terbaik dalam karir kita, berusaha meguasai segala teknologi yang tanpa sadar teknologi tersebut malah mengusai kita sendiri. Karir membuat kita sibuk yang menjadikan kita kelak menjadi orang tua yang lebih fokus mengupload photo anak-anak kita ke instagram daripada menggendongnya sendiri. Kita menitipkan anak kita kepada orang tua atau mertua kita, jika punya uang lebih kita membayar orang lain. Dimana rasa CINTA kita?
Adakah orang-orang di luar sana yang menikah tanpa harus berbuat sex, saya tidak yakin. Betapa menyedihkannya mendapati kita membutuhkan viagra atau obat kuat lainya karena mungkin pasangan kita tidak puas dengan kita, sex yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi mimpi buruk. Namun begitulah adanya saat saya melihat orang-orang masuk toko obat kuat dipinggir jalan.
Sebagian dari orang-orang yang saya kenal bahkan berbuat sex sebelum menikah, sayapun semakin ragu apakah yang orang-orang ini miliki adalah cinta atau hanya nafsu birahi saja. Atau bilapun sebagian kita tidak berbuat hal itu sebelum menikah, kebanyakan kita tertarik dan mengklaim diri telah jatuh cinta pada orang lain tidak lain hanya karena faktor fisik (cantik/ganteng) yang menunjukan bahwa kita mengedepankan nafsu daripada hal lainnya.
Lagu ERK disini:
Lagu ERK disini:
Jika jatuh cinta itu butaBerdua kita akan tersesatSaling mencari di dalam gelapKedua mata kita gelapLalu hati kita gelapHati kita gelapLalu hati kita gelap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar